fbpx
IMD

Tantrum Anak: Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak

cara mengatasi tantrum anak
cara mengatasi tantrum anak/ Sumber foto: freepik

Saat Bunda berbelanja dengan anak di toko bahan makanan. Anak Bunda melihat berbagai kue yang disukainya, namun Bunda tidak membelinya. Kemudian anak menangis dan mengamuk di toko kue.

Bunda pernah mengalaminya?

Ledakan emosi pada anak tersebut disebut tantrum. Terkadang Bunda sering mengalami kesulitan mengatasi tantrum anak, apalagi jika terjadi di tempat umum. 

Lalu, kira-kira bagaimana cara mengatasinya ya?

Simak penjelasannya berikut ini!

Mengapa Tantrum Terjadi?

Tantrum adalah ekspresi frustasi anak kecil terhadap keterbatasan atau kemarahannya karena tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Misalnya, saat anak Bunda kesulitan memikirkan sesuatu atau menyelesaikan tugas. Mungkin anak Bunda tidak tahu cara mengungkapkan kelelahannya sehingga frustasi dan memicu ledakan emosi berupa tangisan, teriakan, disertai amukan.

Tanda Tantrum Berlebihan

Tantrum adalah kondisi yang normal dan wajar terjadi pada anak. Ini karena anak belum mampu memproses atau mengatasi frustasi dan kebingungannya terhadap suatu masalah atau keadaan. Namun, orang tua perlu mengetahui kecenderungan tantrum berlebihan pada anak, meliputi:

  • frekuensi anak mengamuk sangat sering
  • amukan berlangsung lama dan sulit diredam
  • melakukan tindakan fisik saat mengamuk, seperti memukul orang lain, menendang, atau menarik rambut
  • marah sampai melukai diri sendiri
  • anak mudah marah, menangis, dan mengamuk tanpa alasan yang jelas.

Mengatasi Tantrum Anak

cara mengatasi tantrum anak

Mungkin tidak ada cara yang mudah untuk mencegah anak mengamuk, namun Bunda bisa melakukan beberapa langkah berikut ini untuk meredam emosi anak.

1. Memeluk

Anak yang mengamuk sering kali memicu amarah para orang tua. Namun, memarahi bukanlah solusi yang tepat untuk membuat anak tenang. Bersikaplah tenang dan peluklah anak Bunda. Dengan pelukan, anak akan merasa terlindungi dan disayangi. Pelukan juga memberi arti bahwa Bunda, sebagai orang tua, memahami perasaan anak. Dengan begitu, emosi anak akan turun.

2. Memenuhi kebutuhan anak

 Terkadang, rasa lapar atau haus dapat membuat anak menangis atau mengamuk. Oleh karena itu, jika Bunda berniat untuk pergi ke toko bersama anak, pastikan kalau seluruh kebutuhan anak terpenuhi. 

Misalnya, pastikan sebelum pergi anak sudah makan atau minum susu, membawa satu mainan kecil kesukaannya agar pikirannya teralihkan, membawa susu agar anak tidak haus di jalan. 

Jika anak Bunda masih di bawah 2 tahun, sediakan ASI perah ya Bunda. Untuk memastikan stok ASI perah terjaga, Bunda bisa konsumsi ASI booster agar kualitas dan kuantitas ASI Bunda meningkat.

3. Memberi peraturan pada anak

Keinginan yang tidak terpenuhi biasanya menjadi penyebab utama tantrum pada anak. Berikan penjelasan kepada anak sebelum pergi ke suatu tempat agar anak mengerti. Misalnya, Bunda ingin pergi ke supermarket dan hanya ingin membeli keperluan obat-obatan, maka sebaiknya Bunda jelaskan kepada anak untuk tidak membeli mainan. Dengan begitu, anak akan berusaha untuk memahami kondisi.

4. Beristirahat

Terkadang, aktivitas yang menguras energi banyak dan monoton membuat anak mudah bosan dan lelah. Sehingga anak menangis. 

Oleh karena itu, saat bepergian jauh, pastikan Si Kecil tidak kelelahan. Duduklah sebentar beberapa menit agar anak tidak kelelahan. Atau Ayah Bunda bisa menggendongnya agar anak dapat beristirahat.

Itulah informasi mengenai penyebab tantrum dan cara mengatasinya. Sebagai orang tua, Bunda perlu memahami dan mengetahui penyebab anak mengamuk. Berusahalah untuk memahami perasaan anak, namun tetap tegas. Jangan sampai terlalu memanjakannya agar anak tahu tanggung jawabnya.

Selain itu, jika Bunda memiliki permasalahan ASI setelah melahirkan seperti puting lecet, payudara bengkak, dan ASI seret, Bunda bisa berkonsultasi dengan tim busuisehat.com melalui link  https://t.me/BusuiSehat.

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya Bunda!

Waspadai Gangguan Perkembangan Bayi Pada Usia 4-6 Bulan

Anak Bunda Sering Bersin? Waspadai Rhinitis Pada Si Kecil!

Waspadai Risiko Stunting Pada Anak Bunda!

0 Comments

Leave a Comment

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password