fbpx
Viral

Konflik Menghadang, Saling Diam Bukanlah Solusi Bunda!

 

 

Setiap hari Bunda pasti sibuk mengurus berbagai macam hal, seperti mengurus rumah, dapur, cucian, pekerjaan, hingga Si Buah Hati. Bunda hanya memiliki waktu yang sangat sedikit untuk istirahat. Mulai dari bangun tidur, sampai menjelang tidur lagi pikiran Bunda pasti tidak bisa tenang. Memikirkan ini dan itu.

Kebiasaan ini sering dialami oleh Bunda di luar sana. Tak jarang karena semua kesibukan tersebut membuat Bunda lupa merawat dan memperhatikan diri sendiri, apalagi Ayah. Ditambah, ada banyak permasalahan lainnya yang bisa memicu perselisihan pendapat antara Ayah dan Bunda.

Kalau sudah begitu, bagaimana?

Rata-rata pasangan suami istri yang berselisih paham akan berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi. Namun, ada juga loh yang justru menghindari konflik dengan cara “silent treatment atau saling diam.

Aksi saling diam tersebut biasanya dilakukan dengan harapan pasangan Anda menemukan letak kesalahannya. Tetapi, apakah itu efektif? Tentu saja tidak Bunda. Aksi saling diam ini bisa justru membuat permasalahan atau konflik dalam rumah tangga tidak terselesaikan dengan baik. 

Selain itu, aksi saling diam ini juga berdampak buruk bagi anak Bunda. Anak bisa terkena gangguan kecemasan dan stres. Selain itu, dapat menimbulkan rasa bersalah pada anak. Anak mengira, orang tua berkelahi dan saling diam karena anak. Padahal, kenyataannya tidak begitu. 

Lalu bagaimana cara efektif menghadapi konflik?

Tanamkan perhatian dan komunikasi yang baik pada pasangan Bunda. Sebab perhatian dan komunikasi adalah kunci keharmonisan rumah tangga. Perhatian juga bukan berarti Bunda terlalu sering menanyakan keadaan suami terus-menerus ya. Tetapi lebih mengatur komunikasi yang baik dan efektif.

Bagaimana komunikasi yang baik?

  • Bunda dan ayah bisa melakukan komunikasi 2 arah. Apa pun permasalahan atau konflik yang Bunda dan Ayah alami. Komunikasikan secara terbuka dari dua pandangan, baik itu dari sisi Ayah maupun sisi Bunda. Tujuannya untuk menghindari kesalahpahaman Bunda.
  • Selanjutnya, ketika ada masalah, sebaiknya Bunda dan Ayah berusaha untuk saling mendengarkan dan memahami. Jelaskan isi hati Ayah dan Bunda secara bergantian. Dalam tahap ini, Bunda dan Ayah harus menurunkan ego masing-masing agar bisa memahami pasangan.
  • Setelah itu, Bunda dan Ayah bisa menyatakan harapan disertai negosiasi. Komunikasikan dengan jujur dan jelas keinginan Bunda dan Ayah agar bisa saling memahami. Diskusikan juga cara agar pasangan senang.

Dalam menghadapi permasalahan dalam rumah tangga, sebaiknya Bunda berusaha untuk mengendalikan emosi. Hal ini penting karena dengan mengendalikan emosi Bunda bisa berfikir positif dan dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat lainnya daripada berlarut-larut pada kesedihan ataupun kekecewaan. 

Selain itu, dengan mengendalikan emosi, Bunda bisa menekan hormon stres. Apalagi kalau Bunda masih menyusui. Kalau terlalu banyak pikiran bisa memengaruhi produksi ASI, loh. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dengan mengonsumsi suplemen atau ASI booster. Jika ASI Bunda memiliki permasalahan ASI, Bunda bisa berkonsultasi dengan tim busuisehat.com melalui link https://t.me/BusuiSehat

Happy weekend, Bunda!

Baca juga yuk!

Kekurangan Asupan Vitamin A Berbahaya Loh!

Waspadai Risiko Stunting Pada Anak Bunda!

Waspadai Risiko Stunting Pada Anak Bunda!

0 Comments

Leave a Comment

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password